Bali Headline – Pepasangan bisa dikatakan sebagai bentuk ‘serangan’ negatif secara niskala, ditujukan kepada penghuni rumah oleh orang yang bermaksud tidak baik. Umumnya, pepasangan dipasang di halaman rumah, sehingga penghuni mengalami kesakitan, ketidaknyamanan. Lebih ekstrem lagi, bisa menemui ajal. Lalu apa ciri-ciri rumah yang berisi pepasangan dan bagaimana cara mengatasinya?
Salah satu Penekun spiritual Jro Putu Agus Panca Saputra mengatakan, pepasangan dapat memberikan energi negatif terhadap rumah dan penghuninya karena dikirim orang yang bermaksud jahat. Sehingga harus dinetralkan dengan sejumlah cara.
Diungkapkannya, pepasangan dibuat dari berbagai macam material yang diisi kekuatan gaib. Seperti tanah kuburan, abu dari tulang manusia yang diambil dari pemuun, termasuk sarana payuk kedas yang telah dihancurkan. Kemudian dikirim oleh orang secara langsung di depan pintu keluar masuk. Jika pepasangan hidup, maka dia akan turun sendirinya ke dalam tanah. Tetapi kalau pepasangan sudah mati, dia akan naik dengan sendirinya, sehingga bisa dilihat langsung secara kasat mata.
“Pepasangan, santet, teluh, desti, teranjana itu bekerja menyasar lebah paraning banyu. Artinya akan mencari orang yang secara kekuatan niskalanya lebih rendah. Misalnya orang-orang yang energinya di bawah, maka dia yang mudah kena,” ungkap Jro Panca, sapaan akrab Jro Putu Agus Panca Saputra.
Biasanya, rumah yang memiliki pepasangan diawali dengan lesatan cahaya masuk ke dalam rumah. Namun tidak semua orang bisa menyaksikan momen tersebut, karena prosesnya terjadi sangat cepat. Lengah sedikit, tidak bisa melihatnya. Ketika rumah sudah berisi pepasangan, maka penghuni setiap malam sering mendengar suara mirip seperti pasir jatuh di atap rumah.
Baca juga: Misteri Adanya Payung Terbang di Pura Hyang Api Buahan
“Itu artinya ada sesuatu yang tidak baik. Bisa sebagai tanda jika pepasangan sudah ada di rumah,” jelasnya. Tak hanya sering mendengar suara pasir jatuh di atap, rumah yang sudah berisi pepasangan akan memberikan ketidaknyamanan bagi si penghuni. Semisal, rumah itu terasa panas, atau gerah meskipun sudah dipasangi AC.
“Kondisi ini akan mempengaruhi penghuninya. Misalnya sering dibuat bingung. Kadang juga sembahyang menjadi malas. Ini efek dari benda-benda itu, karena memang sengaja dikirim untuk menghambat kita berdoa kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” papar penekun spiritual berusia 32 tahun ini.
Jika indra penciuman si penghuni tajam, maka yang bersangkutan akan sering mencium bau tak sedap di rumahnya. Meskipun sumber bau itu sudah dicari, maka sering tidak ditemukan. Bau busuk tersebut juga mengundang datangnya lalat hijau yang masuk ke rumah.
Yang lebih parah, kemunculan lulut emas akan menjadi tanda yang sangat signifikan jika di areal pekarangan sudah ada pepasangan. “Dampaknya adalah si penghuni rumah, sering sakit kaki. Terkadang masalah kecil di rumah tangga itu menjadi besar, terus ribut sama keluarga. Tidak hanya dengan istri, juga bisa cekcok dengan orang tua,” imbuhnya.
Termasuk yang paling gampang untuk mendeteksi kalau di rumah adalah sering kehilangan barang-barang yang sedang dicari. Ia menyebut, seperti mencari kunci kendaraan, yang tempatnya sudah jelas, namun tidak ditemukan.
“Nyari sisir padahal sudah jelas tempatnya, tetapi tidak ditemukan. Kalau tidak dicari, kadang ada, itu tanda-tanda ada pepasangan, artinya ada makhluk lain yang mempermainkan, sering menyembunyikan” ungkapnya.
Sumber: Baliexpress.com
Berdiskusi tentang ini post